TAFSIR
INDEPENDENSI
HIMPUNAN
MAHASISWA ISLAM
- PEDAHULUAN
Menurut fitrah kejadiannya, maka manusia diciptakan
bebas dan merdeka. Karenanya kemerdekaan pribadi adalah hak yang pertama. Tidak
ada sesuatu yang lebih berharga dari pada kemerdekaan itu. Sifat dan suasana
bebas dan kemerdekaan seperti diatas, adalah mutlak diperlukan terutama pada
fase/saat manusia berada dalam pembentukan dan pengembangan. Masa/fase
pembentukan dari pengembangan bagi manusia terutama dalam masa remaja atau
generasi muda.
Mahasiswa dan kualitas-kualitas yang dimilikinya
menduduki kelompok elit dalam generasinya. Sifat kepeloporan, keberanian dan
kritis adalah ciri dari kelompok elit dalam generasi muda, yaitu kelompok
mahasiswa itu sendiri. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis yang didasarkan
pada obyektif yang harus diperankan mahasiswa bisa dilaksanakan dengan baik
apabila mereka dalam suasana bebas merdeka dan demokratis obyektif dan
rasional. Sikap ini adalah yang progresif (maju) sebagai ciri dari pada seorang
intelektual. Sikap atas kejujuran keadilan dan obyektifitas.
Atas dasar keyakinan itu, maka HMI sebagai
organisasi mahasiswa harus pula bersifat independen. Penegasan ini dirumuskan
dalam pasal 6 Anggaran Dasar HMI yang mengemukakan secara tersurat bahwa
"HMI adalah organisasi yang bersifat independen"sifat dan watak
independen bagi HMI adalah merupakan hak azasi yang pertama.
Untuk lebih memahani esensi independen HMI,
maka harus juga ditinjau secara psikologis keberadaan pemuda mahasiswa Islam
yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam yakni dengan memahami status dan
fungsi dari HMI.
- STATUS DAN FUNGSI HMI
Status HMI sebagai
organisasi mahasiswa memberi petunjuk dimana HMI berspesialisasi. Dan
spesialisasi tugas inilah yang disebut fungsi HMI. Kalau tujuan menujukan dunia
cita yang harus diwujudkan maka fungsi sebaliknya menunjukkan gerak atau
kegiatan (aktifitas) dalam mewujudkan (final
goal). Dalam melaksanakan spesialisasi tugas tersebut, karena HMI sebagai
organisasi mahasiswa maka sifat serta watak mahasiswa harus menjiwai dan
dijiwai HMI. Mahasiswa sebagai kelompok elit dalam masyarakat pada hakikatnya
memberi arti bahwa ia memikul tanggung jawab yang benar dalam melaksanakan
fungsi generasinya sebagai kaum muda muda terdidik harus sadar akan kebaikan
dan kebahagiaan masyarakat hari ini dan ke masa depan. Karena itu dengan sifat
dan wataknya yang kritis itu mahasiswa dan masyarakat berperan sebagai
"kekuatan moral" atau moral
forces yang senantiasa melaksanakan fungsi "social control". Untuk itulah maka kelompok mahasiswa harus
merupakan kelompok yang bebas dari kepentingan apapun kecuali kepentingan
kebenaran dan obyektifitas demi kebaikan dan kebahagiaan masyarakat hari ini
dan ke masa depan. Dalam rangka penghikmatan terhadap spesialisasi
kemahasiswaan ini, akan dalam dinamikanya HMI harus menjiwai dan dijiwai oleh
sikap independen.
Mahasiswa, setelah sarjana adalah unsur yang paling
sadar dalam masyarakat. Jadi fungsi lain yang harus diperankan mahasiswa adalah
sifat kepeloporan dalam bentuk dan proses perubahan masyarakat. Karenanya
kelompok mahasiswa berfungsi sebagai duta-duta pembaharuan masyarakat atau
"agent of social change".
Kelompok mahasiswa dengan sikap dan watak tersebut di atas adalah merupakan
kelompok elit dalam totalitas generasi muda yang harus mempersiapkan diri untuk
menerima estafet pimpinan bangsa dan generasi sebelumnya pada saat yang akan
datang. Oleh sebab itu fungsi kaderisasi mahasiswa sebenarnya merupakan fungsi
yang paling pokok. Sebagai generasi yang harus melaksanakan fungsi kaderisasi
demi perwujudan kebaikan dan kebahagiaan masyarakat, bangsa dan negaranya di
masa depan maka kelompok mahasiswa harus senantiasa memiliki watak yang
progresif dinamis dan tidak statis. Mereka bukan kelompok tradisionalis akan
tetapi sebagai "duta-duta pembaharuan sosial" dalam pengertian harus
menghendaki perubahan yang terus menerus ke arah kemajuan yang dilandasi oleh
nilai-nilai kebenaran. Oleh sebab itu mereka selalu mencari kebenaran dan
kebenaran itu senantiasa menyatakan dirinya serta dikemukakan melalui
pembuktian di alam semesta dan dalam sejarah umat manusia. Karenanya untuk
menemukan kebenaran demi mereka yang beradab bagi kesejahteraan umat manusia
maka mahasiswa harus memiliki ilmu pengetahuan yang dilandasi oleh nilai
kebenaran dan berorientasi pada masa depan dengan bertolak dari kebenaran
Illahi. Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang dilandasi oleh nilai-nilai
kebenaran demi mewujudkan beradaban bagi kesejahteraan masyarakat bangsa dan
negara maka setiap kadernya harus mampu melakukan fungsionalisasi ajaran Islam.
Watak
dan sifat mahasiswa seperti tersebut diatas mewarnai dan memberi ciri HMI
sebagai organisasi mahasiswa yang bersifat independen. Status yang demikian
telah memberi petunjuk akan spesialisasi yang harus dilaksanakan oleh HMI.
Spesialisasi tersebut memberikan ketegasan agar HMI dapat melaksanakan
fungsinya sebagai organisasi kader, melalui aktifitas fungsi kekaderan. Segala
aktifitas HMI harus dapat membentuk kader yang berkualitas dan komit dengan
nilai-nilai kebenaran. HMI hendaknya menjadi wadah organisasi kader yang
mendorong dan memberikan kesempatan berkembang pada anggota-anggotanya demi
memiliki kualitas seperti ini agar dengan kualitas dan karakter pribadi yang
cenderung pada kebenaran (hanief)
maka setiap kader HMI dapat berkiprah secara tepat dalam melaksanakan
pembaktiannya bagi kehidupan bangsa dan negaranya.
- SIFAT INDEPENDEN HMI
Watak independen HMI adalah sifat organisasi secara
etis merupakan karakter dan kepribadian kader HMI. Implementasinya harus
terwujud di dalam bentuk pola pikir, pola pikir dan pola laku setiap kader HMI
baik dalam dinamika dirinya sebagai kader HMI maupun dalam melaksanakan
"Hakekat dan Mission"
organisasi HMI dalam kiprah hidup berorganisasi bermasyarakat berbangsa dan
bernegara. Watak independen HMI yang tercermin secara etis dalam pola pikir
pola sikap dan pola laku setiap kader HMI akan membentuk "Independensi
etis HMI", sementara watak independen HMI yang teraktualisasi secara
organisatoris di dalam kiprah organisasi HMI akan membentuk "Independensi
organisatoris HMI".
Independensi etis
adalah sifat independensi secara etis yang pada hakekatnya merupakan sifat yang
sesuai dengan fitrah kemanusiaan. Fitrah tersebut membuat manusia berkeinginan suci dan secara kodrati
cenderung pada kebenaran (hanief).
Watak dan kepribadian kader sesuai dengan fitrahnya akan membuat kader HMI
selalu setia pada hati nuraninya yang senantiasa memancarkan keinginan pada
kebaikan, kesucian dan kebenaran adalah ALLAH SUBHANAHU WATA'ALA. Dengan
demikian melaksanakan independensi etis bagi setiap kader HMI berarti
pengaktualisasian dinamika berpikir dan bersikap dan berprilaku baik "hablumminallah" maupun dalam "hablumminannas" hanya tunduk dan
patuh dengan kebenaran.
Aplikasi dari
dinamika berpikir dan berprilaku secara keseluruhan merupakan watak azasi kader
HMI dan teraktualisasi secara riil melalui, watak dan kepribadiaan serta
sikap-sikap yang :
·
Cenderung kepada kebenaran (hanief)
·
Bebas terbuka dan merdeka
·
Obyektif rasional dan kritis
·
Progresif dan dinamis
·
Demokratis, jujur dan adil
Independensi
organisatoris adalah watak independensi HMI yang teraktualisasi secara
organisasi di dalam kiprah dinamika HMI baik dalam kehidupan intern organisasi
maupun dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.
Independensi
organisatoris diartikan bahwa dalam keutuhan kehidupan nasional HMI secara
organisatoris senantiasa melakukan partisipasi aktif, kontruktif, korektif dan
konstitusional agar perjuangan bangsa dan segala usaha pembangunan demi
mencapai cita-cita semakin hari semakin terwujud. Dalam melakukan partisipasi
partisipasi aktif, kontruktif, korektif dan konstitusional tersebut secara
organisasi HMI hanya tunduk serta komit pada prinsip-prinsip kebenaran dan
obyektifitas.
Dalam melaksanakan
dinamika organisasi, HMI secara organisatoris tidak pernah "committed" dengan kepentingan pihak
manapun ataupun kelompok dan golongan maupun kecuali tunduk dan terikat pada
kepentingan kebenaran dan obyektifitas kejujuran dan keadilan.
Agar secara
organisatoris HMI dapat melakukan dan menjalankan prinsip-prinsip independensi
organisatorisnya, maka HMI dituntut untuk mengembangkan "kepemimpinan
kuantitatif" serta berjiwa independen sehingga perkembangan, pertumbuhan
dan kebijaksanaan organisasi mampu diemban selaras dengan hakikat independensi
HMI. Untuk itu HMI harus mampu menciptakan kondisi yang baik dan mantap bagi
pertumbuhan dan perkembangan kualitas-kualitas kader HMI. Dalam rangka menjalin
tegaknya "prinsip-prinsip independensi HMI" maka implementasi
independensi HMI kepada anggota adalah sebagai berikut :
Anggota-anggota HMI
terutama aktifitasnya dalam melaksanakan tugasnya harus tunduk kepada
ketentuan-ketentuan organisasi serta membawa program perjuangan HMI. Oleh karena itu tidak diperkenankan melakukan
kegiatan-kegiatan dengan membawa organisasi atas kehendak pihak luar manapun
juga.
Mereka tidak dibenarkan mengadakan
komitmen-komitmen dengan bentuk apapun dengan pihak luar HMI selain segala
sesuatu yang telah diputuskan secara organisatoris.
Alumni HMI senantiasa diharapkan untuk aktif berjuang menruskan dan
mengembangkan watak independensi etis dimanapun mereka berada dan berfungsi
sesuai dengan minat dan potensi dalam rangka membawa hakikat dan mission HMI.
Dan menganjurkan serta mendorong alumni untuk menyalurkan aspirasi
kualitatifnya secara tepat dan melalui semua jalur pembaktian baik jalur
organisasi profesional kewiraswastaan, lembaga-lembaga sosial, wadah aspirasi
poilitik lembaga pemerintahan ataupun jalur-jalur lainnya yang semata-mata
hanya karena hak dan tanggung jawabnya dalam rangka merealisir kehidupan
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. Dalam menjalankan garis
independen HMI dengan ketentuan-ketentuan tersebut di atas, pertimbangan HMI
semata-mata adalah untuk memelihara mengembangkan anggota serta peranan HMI
dalam rangka ikut bertanggung jawab terhadap negara dan bangsa. Karenanya
menjadi dasar dan kriteria setiap sikap HMI semata-mata adalah kepentingan
nasional bukan kepentingan golongan atau partai dan pihak penguasa sekalipun.
Bersikap independen berarti sanggup berpikir dan berbuat sendiri dengan
menempuh resiko. Ini adalah suatu konsekuensi atau sikap pemuda. Mahasiswa yang
kritis terhadap masa kini dan kemampuan dirinya untuk sanggup mewarisi hari
depan bangsa dan negara.
- PERANAN INDEPENDENSI HMI DI MASA MENDATANG
Dalam suatu negara
yang sedang berkembang seperti Indonesia
ini maka tidak ada suatu investasi yang lebih besar dan lebih berarti dari pada
investasi manusia (human investment).
Sebagaimana dijelaskan dalam tafsir tujuan, bahwa investasi manusia kemudian
akan dihasilkan HMI adalah manusia yang berkualitas ilmu dan iman yang mampu
melaksanakan tugas-tugas manusia yang akan menjamin adanya suatu kehidupan yang
sejahtera material dan spiritual adil makmur serta bahagia.
Fungsi kekaderan HMI
dengan tujuan terbinanya manusia yang berilmu, beriman dan berperikemanusiaan
seperti tersebut di atas maka setiap anggota HMI dimasa datang akan menduduki
jabatan dan fungsi pimpinan yang sesuai dengan bakat dan profesinya.
Oleh karena itu hari
depan HMI adalah luas dan gemilang sesuai status fungsi dan perannya dimasa
kini dan masa mendatang menuntut kita pada masa kini untuk benar-benar dapat
mempersiapkan diri dalam menyongsong hari depan HMI yang gemilang.
Dengan sifat dan
garis independen yang menjadi watak organisasi berarti HMI harus mampu mencari,
memilih dan menempuh jalan atas dasar keyakinan dan kebenaran. Maka konsekuensinya adalah bentuk aktifitas
fungsionaris dan kader-kader HMI harus berkualitas sebagaimana digambarkan
dalam kualitas insan cita HMI. Soal mutu dan kualitas adalan konsekuensi logis
dalam garis independen HMI harus disadari oleh setiap pimpinan dan seluruh
anggota-anggotanya adalah suatu modal dan dorongan yang besar untuk selalu
meningkatkan mutu kader-kader HMI sehingga mampu berperan aktif pada masa yang
akan datang.
Wabilahittaufiq
wal hidayah
No comments:
Post a Comment