POLA
PEMBINAAN PENGELOLA LATIHAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
HMI berfungsi sebagai organisasi
perkaderan (pasal 8 AD HMI). Dari fungsi
tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. Output perkaderan yang berkualitas dihasilkan
oleh proses perkaderan yang berkualitas pula.
Untuk menghasilkan proses perkaderan yang berkualitas diperlukan sistem
yang dirancang sedemikian rupa sesuai dengan kondisi organisasi dan
kebutuhannya. Selain sistem yang baik,
dibutuhkan sumberdaya manusia yang handal dalam mengimplementasikan
sistem. Untuk mencetak kader-kader yang
handal dalam perkaderan perlu dibuat suatu pola pembinaan yang standar, sebagai
bentuk standarisasi pengelola latihan.
Pola Pembinaan Pengelola Latihan pada
dasarnya merupakan acuan yang digunakan untuk melaksanakan dan menerapkan
secara proporsional dan profesional aktifitas serta kreatifitas kader dengan pola
pembinaan terpadu.
Model pembinaan yang dikembangkan oleh
Badan Pengelola Latihan Himpunan Mahasiswa Islam (BPL HMI) disusun secara
sadar, berkesinambungan, sistematis, dan progresif dalam rangka penataan
diberbagai ruang lingkup kelembagaan.
Pola pembinaan diarahkan dengan tiga bentuk operasional
yakni model formal (pendidikan), informal (aktivitas) dan model non formal
(jaringan kerja / Net Work).
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan disusunnya Pola Pembinaan Pengelola
Latihan agar seluruh upaya yang dilakukan dalam pembinaan anggota BPL HMI
selalu dalam kerangka kesadaran ke-Illahian, sistematis, berkesinambungan dan
sarat akan pertanggungjawaban. Dalam upaya pencapaian tujuan ini
kondisi-kondisi yang diharapkan dapat terwujud adalah peningkatan kualitas dan
kuantitas anggota, sikap dan konsisten terhadap perjuangan, tetap ada
regenerasi kepemimpinan dan kesinambungan aktifitas atas perjuangan serta
profesionalisme komunal (kelembagaan).
C. Fungsi
1.
Pola Pembinaan Pengelola Latihan
berfungsi sebagai penuntun dan pegangan dalam melaksanakan seluruh
kegiatan-kegiatan BPL HMI, sehingga tetap mengarah kepada pencapaian tujuan.
2.
Pola Pembinaan Pengelola Latihan
juga berfungsi sebagai parameter keberhasilan seluruh aktifitas.
BAB II
STRATEGI PEMBINAAN
Strategi pembinaan pengelola latihan pada dasarnya
adalah fungsionalisasi tugas dan peran BPL HMI dalam pembentukan perkaderan
yang berkualitas. Strategi ini sejalan
dengan visi, misi, dan tujuan organisatoris.
Implementasi strategi pembinaan ini ditujukan untuk meraih dan
mempertahankan keunggulan kompetitif, dengan kata lain strategi pembinaan
merupakan suatu strategi kompetitif HMI dalam menghadapi kebutuhan
organisasional. Strategi ini diharapkan
dapat mendorong inovasi dan peningkatan kualitas perkaderan.
Strategi
yang dilakukan meliputi :
1.
Strategi rekrutmen dan
seleksi
Strategi yang dilakukan adalah dengan pendekatan need
assessment dengan menggunakan analisis kebutuhan organisasional, analisis
kebutuhan personalia, dan analisis pekerjaan.
Dalam melakukan rekrutmen hal yang harus diperhatikan adalah pemerataan
sumberdaya. Rekrutmen dilakukan melalui
proses pelatihan yang dinamakan Pelatihan untuk Pelatih tingkat Dasar (Basic
Training for Trainer). Untuk
mendapatkan bahan baku yang berkualitas, seleksi merupakan suatu
kemestian. Seleksi yang dilakukan meliputi tes potensi
akademik, tes skolastik, metode penyampaian, tes ke-HMI-an, dan tes ke-Islaman, kemahasiswaan
serta ke-Indonesiaan. Tes dilakukan
secara tertulis dan wawancara. Soal dan
kisi-kisinya dibuat oleh BPL PB HMI
2. Strategi perencanaan
sumberdaya manusia
Strategi yang dilakukan adalah dengan maping
kebutuhan meliputi kebutuhan organisasi, kebutuhan kerja/aktivitas, dan
kebutuhan personalia. Untuk mendukung
perencanaan sumberdaya manusia ini, maka harus didukung oleh Sistem Informasi
Sumberdaya Manusia (SISDM) yang akurat, efektif, dan efisien. BPL PB HMI bertanggung jawab atas tersusunnya
rencana SDM ini, dan membangun SISDM yang mampu diakses oleh seluruh elemen
HMI. SISDM yang dibangun berbasis
Teknologi dan Informasi yang akurat, minimal memuat informasi instruktur serta
penilaian kuantitatif dan kualitatifnya.
3. Strategi pelatihan dan
pengembangan
Pelatihan
merupakan penciptaan suatu lingkungan dimana orang/anggota dapat memperoleh
atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan, dan perilaku yang
spesifik yang berkaitan dengan tugas organisasional. Ada
perbedaan yang cukup mendasar antara pelatihan dan pengembangan, jika pelatihan
diarahkan untuk membantu orang untuk melaksanakan tugas organisasi secara lebih
baik, sedangkan pengembangan lebih diarahkan pada investasi yang berorientasi
ke masa depan dalam diri masing-masing individu. Pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang
untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman, atau perubahan
sikap seorang individu, sedangkan pengembangan diartikan sebagai penyiapan
individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih tinggi dalam
organisasi.
Aktivitas pelatihan yang dilakukan guna memenuhi
kebutuhan organisasional yang menerapkan pola pelatihan berjenjang, sejalan
dengan kebijakan tersebut dalam pola pembinaan pengelola latihan pun
menggunakan pola yang berjenjang pula.
Latihan yang dilakukan meliputi :
a.
Pelatihan untuk Pelatih tingkat Dasar
b.
Pelatihan untuk Pelatih tingkat Menengah
c.
Pelatihan untuk Pelatih tingkat Lanjut
d.
Pelatihan untuk Pelatih Profesional
Selain aktivitas pelatihan, untuk meningkatkan
kuliatas SDM instruktur dilakukan pula aktivitas pengembangan meliputi follow
up/up grading, aktivitas, dan pembuatan karya.
4. Strategi penilaian
aktivitas
Untuk melihat perkembangan kualitas instruktur dari
masa ke masa, maka diperlukan suatu sistem penilaian aktivitas yang accountable,
dimana penilaian yang dilakukan merupakan penilaian yang obyektif dan
terukur. Penilaian yang dilakukan
meliputi seluruh aktivitas pengembangan.
Format instrumen evaluasi yang digunakan adalah Graphic Rating Scale
yang dipadukan dengan beban kredit tertentu.
5. Strategi Kompensasi
Motivasi pengelola latihan untuk terus berkiprah di
BPL HMI dan mengembangkan kualitasnya sangat tergantung pada kompensasi yang
diberikan kepada yang bersangkutan.
Dengan pemikiran tersebut, maka harus dirancang strategi reward and
punishment sedemikian rupa yang mampu memotivasinya. Penghargaan dan sanksi yang dapat diberikan
adalah hak untuk ikut pelatihan selanjutnya dan/atau kegiatan yang sifatnya profit
oriented, duduk di jabatan struktural Badiklat HMI serta larangan untuk
ikut. Pemberian kompensasi didasarkan
atas penilaian aktivitas terhadap yang bersangkutan.
BAB III
KUALIFIKASI
PENGELOLA LATIHAN
Pengelola latihan terdiri dari 4 jenis yang
didasarkan atas kualitas dan jam terbang dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Instruktur Muda
Instruktur muda adalah anggota HMI yang telah mengikuti Pelatihan untuk
Pelatih tingkat Dasar. Instruktur muda
berhak menjadi SC, tim rekam proses, dan asisten instruktur pada LK I.
2) Instruktur Madya
Instruktur madya adalah anggota BPL HMI yang telah mengikuti Pelatihan
untuk Pelatih tingkat Menengah.
Instruktur madya memiliki hak yang sama dengan instruktur muda, dan
menjadi instruktur LK I, SC, asisten instruktur pada LK II, MOT pada LK I.
3) Instruktur
Instruktur adalah anggota BPL HMI yang telah mengikuti Pelatihan untuk
Pelatih tingkat Lanjut. Instruktur
memiliki hak yang sama dengan instruktur madya, dan menjadi instruktur/MOT LK
II, serta berhak mengelola/terlibat dalam training yang sifatnya profit
oriented, serta dipilih menjadi pengurus BPL HMI Cabang atau Korwil.
4) Instruktur Utama
Instruktur utama adalah instruktur yang telah mengikuti LK III dan
mendapatkan point ≥ 148, serta IP ≥ 3,00.
Instruktur utama memiliki hak yang sama dengan instruktur, menjadi
instruktur/MOT LK III, dan dipilih menjadi pengurus BPL PB HMI.
BAB IV
PELAKSANAAN
POLA PEMBINAAN
A. Formal
Model
pembinaan yang dilakukan oleh BPL HMI adalah pelatihan yang sifatnya memberikan
pengetahuan dan keahlian pada para pengelola latihan mengenai masalah
pertrainingan. Seluruh pelatihan ini
dilaksanakan oleh BPL HMI secara mandiri sesuai dengan peruntukannya.
1. Pelatihan
untuk Pelatih tingkat Dasar
Tujuan :
Terciptanya sumberdaya
pengajar yang memiliki kualitas akademis, dan kemampuan memberikan materi,
serta mampu menjadikan diri sebagai teladan yang baik.
Target :
-
Mengetahui filosofi pendidikan/perkaderan
-
Mengetahui teknik perencanaan materi
-
Mengetahui metode-metode pengajaran
-
Mengetahui teknik evaluasi peserta
Waktu :
72 Jam
Kurikulum :
1
Pendalaman NDP
Pendalaman Dasar-Dasar Kepercayaan
Pendalaman Hakikat Manusia (dasar-dasar kemanusiaan)
Ikhtiar dan Takdir
2. Pengantar Filsafat Pendidikan
Pengertian pendidikan
Tugas dan fungsi pendidikan
Manusia dan proses pendidikan
3. Pengantar Psikologi
Pendidikan
4. Didaktik Metodik
Pengertian didaktik metodik
Bentuk, gaya,
dan alat pengajaran
Metode pengajaran
5. Perencanaan Pengajaran
Pengertian pengajaran
Tujuan pengajaran
Penyusunan session design/teaching plan
6. Evaluasi
Pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi
Teknik, prosedur, dan alat evaluasi peserta
7. Praktek Pengajaran
Syarat :
-
Telah lulus LK I
-
Telah selesai mengikuti follow up/up grading pasca
LK I
-
Memiliki minat untuk menjadi pengelola latihan
-
Lulus screening
2. Pelatihan
untuk Pelatih tingkat Menengah
Tujuan :
Terciptanya sumberdaya
pengelola Latihan Kader I yang memiliki kemampuan mengelola LK I secara baik
dan benar, serta mampu menjadikan diri sebagai teladan yang baik.
Target :
-
Mengetahui manajemen pengelolaan LK I
-
Menguasai seluruh materi LK I
-
Mengetahui teknik penilaian peserta
Waktu :
48 Jam
Kurikulum :
1.
Pendalaman Materi LK I (Non NDP)
Sejarah Perjuangan HMI
Konstitusi HMI
Misi HMI
Kepemimpinan, Manajemen, dan Organisasi
2. Perencanaan Pelatihan
2.1
Pengertian pelatihan
2.2
Penilaian kebutuhan
2.3
Perencanaan kurikulum pelatihan
3.
Teknik Pengelolaan Pelatihan
4.
Teknik Penilaian Peserta
4.1
Pengertian penilaian
4.2
Teknik, prosesdur, dan alat penilaian peserta
5.
Evaluasi Pelatihan
5.1
Pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi
5.2
Pelaporan dan evaluasi pelatihan
6.
Praktek
Syarat :
-
Instruktur Muda yang telah memiliki point ≥ 144 dan
IPK ≥ 2,50
-
Telah mengikuti LK II
-
Lulus screening
3. Pelatihan
untuk Pelatih tingkat Lanjut
Tujuan :
Terciptanya sumberdaya
pengelola Latihan Kader II yang memiliki kemampuan mengelola LK II secara baik
dan benar, serta mampu menjadikan diri sebagai teladan yang baik.
Target :
-
Mengetahui manajemen pengelolaan LK II
-
Menguasai seluruh materi LK II
Waktu :
36 Jam
Kurikulum :
1.
Pendalaman Materi LK II
Pendalaman NDP
Pendalaman Misi HMI
Teori-teori tentang Perubahan Sosial
Ideopolitor Stratak
Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi
2.
Manajemen Pengelolaan Pelatihan
3.
Evaluasi Pelatihan
Pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi
Pelaporan dan evaluasi pelatihan
4.
Praktek
Syarat :
-
Instruktur Madya yang telah memiliki point ≥ 144
dan IPK ≥ 2,75
-
Lulus screening
4. Pelatihan untuk Pelatih Profesional
Tujuan :
Terciptanya sumberdaya
pengelola training profesional yang memiliki kemampuan mengelola segala bentuk
training secara baik dan benar, serta mampu menjadikan diri sebagai teladan
yang baik.
Target :
-
Mengetahui manajemen training
-
Menguasai seluruh pola pengelolaan training
-
Mengetahui seluruh materi LK III
-
Mengetahui manajemen LK III
Waktu :
60 Jam
Kurikulum :
1.
Pendalaman Materi LK III
1.1 NDP 6,7,8
1.2 Wawasan Internasional
1.3 Mission HMI
1.4 Kepemimpinan dan Manajemen
Organisasi (KMO)
2.
Manajemen Pelatihan
1.1 Pengertian manajemen pelatihan
1.2 Perencanaan pelatihan
1.3 Pengelolaan pelatihan
1.4 Evaluasi pelatihan
3.
Dasar-dasar Kurikulum
1.1 Pengertian kurikulum
1.2 Perencanaan kurikulum
1.3 Penyusunan kurikulum
4.
Simulasi Pengelolaan Training
1.1 AMT/sejenis
1.2 Entrepreneurship Training
1.3 Leadership Training
1.4 Team
Building Training
1.5 Problem Solving/Decision Making Training
1.6 Pelatihan Advokasi
1.7 Skill Training (Training untuk Keahlian Khusus)
Syarat :
-
Instruktur yang telah memiliki point ≥ 148 dan IPK
≥ 3,00 dan Instruktur Utama
-
Lulus screening
Untuk
pelaksanaan pembinaan formal pengelola latihan akan dijelaskan dalam petunjuk
pelaksanaan dan/atau modul pelatihan.
B. INFORMAL
Model
pembinaan pengelola latihan yang dilakukan oleh BPL HMI menggunakan pola
peningkatan kualitas yang didasarkan pada aktivitas pengelola pelatihan. Pembinaan informal ini secara praksis
merupakan proses untuk melakukan penilaian kinerja pengelola latihan.
Aktivitas
yang dilakukan dalam rangka pembinaan terhadap pembinaan pengelola latihan
meliputi aktivitas pribadi dan aktivitas kelompok atau organisasional, meliputi
:
1) Follow up/up grading
2) Aktivitas pengajaran : menjadi unsur training, dll.
3) Aktivitas pembinaan kader : diskusi kader, dll.
4) Aktivitas intelektual : penulisan opini, dll.
C. NON FORMAL
Model pembinaan yang dilakukan adalah dengan memfasilitasi para
pengelola latihan yang dianggap potensial untuk melakukan aktivitas yang berada
di luar wilayah HMI, tetapi masih berkaitan dengan profesionalisme pengelola
latihan. Aktivitas yang mungkin bisa
dilakukan adalah magang di lembaga-lembaga pelatihan, ditugaskan untuk mengikuti
pelatihan-pelatihan di luar HMI yang hasilnya dapat diadopsi oleh HMI dalam
rangka peningkatan kualitas pengelolaan training dalam perkaderan HMI.
BAB V
EVALUASI PELAKSANAAN
POLA PEMBINAAN
Untuk tercapainya keberhasilan pola pembinaan maka diperlukan suatu
evaluasi terhadap pelaksanaan pola pembinaan.
Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan digunakan untuk
merancang pola pembinaan selanjutnya yang lebih baik.
Evaluasi yang dilakukan meliputi :
1)
Evaluasi terhadap sistem manajemen SDM
2)
Evaluasi terhadap pelaksanaan pola pembinaan
3)
Evaluasi terhadap pelaksana
Evaluasi
ini dapat dipergunakan juga untuk memberikan reward and punishment
terhadap para pengelola latihan.
BAB V
PENUTUP
Pembinaan Pengelola Latihan sebagai
upaya untuk mencapai kader kualified yang menjadi tujuan HMI, dan benar-benar
akan terwujud apabila terdapat kesadaran (amanah), keterlibatan aktif, dan
sikap mental yang teguh (militan) para pengawal perkaderan.
No comments:
Post a Comment